Bahan Waterproofing Dak Beton Terbaik. Dalam dunia kontruksi istilah atap dak beton tentu sudah tak asing lagi, atap jenis ini memiliki karakter dasar sama dengan lantai yang terbuat dari cor beton.
Atap dak beton adalah atap dengan konstruksi yang pada dasarnya sama dengan plat lantai, yang terbuat dari coran beton.
Dengan bahan dasar beton, atap ini mampu menahan beban dinamis karena aktivitas, lebih kokoh dan kuat dipijak.
Maka tak heran jika atap dak beton memiliki lebih banyak fungsi. Selain berfungsi sebagai pelindung rumah, atap jenis ini juga dapat difungsikan sebagai roof garden, tempat jemur ataupun area semi terbuka lainnya.
Saat ini permintaan akan pemakaian atap dak beton terus meningkat sejalan dengan meningkatnya minat masyarakat terhadap rumah tumbuh.
Rumah tumbuh adalah rumah yang dipersiapkan untuk dikembangkan lagi nantinya ketika anggota keluarga bertambah.
Pemakaian atap beton memudahkan bagi pemiliki rumah untuk meningkat rumah mereka karena tak perlu membongkar atap lagi. Namun atap dak beton sangat rawan terhadap kebocoran.
Apalagi ketika hujan deras dan saluran pembuangan tidak lancar, maka air akan merembes masuk ke dalam rumah.
Hal ini akan membuat kerusakan pada permukaan dak beton, dak beton bisa ditumbuhi jamur dan lumut serta kerusakan pada kontruksi bangunan.
Contents
Masalah Kebocoran Dan Cara Waterproofing Dak Beton
Masalah kebocoran pada dak beton atap gedung atau rumah tinggal sering sekali kita temui dan banyak kasusnya tidak hanya terdapat pada bangunan lama/ tua tetapi juga menimpa bangunan baru.
Beberapa kasus penyebab kebocoran pada dak beton atap yang perlu diketahui, antara lain:
1. Permukaan Beton Yang Belum Ditutup Dengan Waterproofing
Permukaan dak beton atap yang berhubungan langsung dengan air umumnya belum diberi pelapis kedap air (waterproofing).
Sehingga air yang menggenangi dan mengalir di atas permukaan beton akan bergerak ke bawah; meresap dan berkumpul pada titik terendah di lapisan paling bawah struktur pelat atau balok beton.
Dan akan keluar melalui lubang retak, lubang pori atau stek besi yang muncul dipermukaan bawah beton.
Solusinya :
Lakukan pelapisan bahan kedap air (waterproofing) segera pada permukaan beton tersebut dengan beberapa pertimbangan teknis.
Pilih bahan waterproofing dak beton yang cocok sesuai kebutuhan strukturnya, dan sebagai pedoman :
a) Pada Permukaan Beton Asli
Untuk lantai dengan luasan yang kecil (<30 m2) dan bebas dari sambungan stop cor (construction joint) boleh menggunakan waterproofing beton system coating atau waterproofing membrane system bakar.
Untuk lantai dengan luasan yang besar (>30 m2) dan ada/banyak sambungan stop cor (construction joint) sebaiknya menggunakan waterproofing membrane system bakar.
b) Aplikasi Pada Permukaan Screeding/Plesteran Di Atas Beton
Untuk lantai dengan luasan yang kecil maupun besar dan dengan ketebalan screeding yang bervariasi; hal tersebut sangat berpengaruh pada faktor mulai susutnya yang tinggi dan retak rambut (hair cracks) serta retak menerusnya.
Pelapisan waterproofing di atas permukaan plesteran atau screeding sebaiknya menggunakan waterproofing membrane system bakar.
2. Permukaan Dak Beton Yang Sudah Di Waterproofing
Permukaan dak beton atap terbuka yang berhubungan langsung dengan air dan sudah diberi pelapis kedap air (waterproofing); tetapi kenyataannya masih terjadi kebocoran dan rembesan pada dak beton atap tersebut.
Solusinya :
Pilihlah bahan waterproofing yang tepat sesuai dengan kebutuhan struktur dari dak tersebut.
Pipa roof drain dan stek-stek besi yang muncul harus digrouting dengan epoxy mortar SCG 50.
Siapkan dudukan beton baru untuk tempat mesin – mesin dan dudukan kolom besi agar saat pengeboran untuk baut/angkur terhindar dari kerusakan pada lapisan waterproofingnya.
Lakukan test genang air pada area yang sudah di waterproofing dan cek selama minimal 1×24 jam apakah sudah berfungsi dengan baik dan tidak ada kebocoran.
Sebelum pengetesan berilah tanggulan dengan adukan setinggi ± 5 cm dikeliling roof drainnya agar bila hujan air tetap mengalir ke pembuangan roof drain.
Berilah perlindungan di atas permukaan waterproofing dengan screeding atau plesteran agar terhindar dari kerusakan benda tajam atau tumpul.
3. Pipa Pembuangan Air (Roof Drain Dan Floor Drain)
Jumlah pipa buangan air hujan (roof drain) sangat sedikit dan ukuran diameter pipa terlalu kecil sehingga tidak dapat mengalirkan air dengan lancar kesaluran pembuangan (drainage) bawah, keadaan tersebut bertambah parah apabila curah hujan yang tinggi.
Kondisi ini dapat menyebabkan air hujan meluap dan bergerak liar mencari jalan untuk bergerak ke bawah tidak melalui lubang saluran pembuangan air di dak atap beton.
Solusinya :
Cek jumlah saluran pembuangan air hujannya (roof drain) apakah sudah mencukupi atau perlu ditambahkan saat hujan dengan intensitas tinggi. Bila kurang buatlah tambahan roof drain baru.
Lakukan pembersihan rutin pada roof drain tersebut agar aliran air selalu lancar.
4. Fungsi Kedap Air (Waterproofing)
Perlu diketahui bahwa fungsi cairan pelapis kedap air (waterproofing dak beton metode coating) pada permukaan atas beton adalah sebagai penutup permukaan pori-pori beton dan bukan sebagai pelindung retak pada sambungan kontruksi (stop cor).
Pengisi lubang/celah pada permukaan beton serta bukan sebagai bahan pelindung terhadap stek besi, angkur dan kolom baja yang muncul di atas permukaan beton.
Solusinya :
Apabila pengecoran dengan cara manual dan luasan yang besar dianjurkan menggunakan bahan waterproofing membrane bakar untuk menghindari kebocoran akibat sambungan stop cor dan retak muai susutnya.
Karena bila menggunakan waterproofing jenis membrane liquid atau coating system tidak akan dapat mencegah keretakan tersebut dan resiko bocor atau rembes akan terjadi kemudian.